Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Kamis, 01 Desember 2011

Buku Dua Bahasa Pemecah Celenganku

            Dara Rizky Astari tinggal bertiga bersama Ayah dan Ibunya. Kini Ia duduk di kelas VIII SMP DERMAWAN BANGSA. Ia adalah anak yang rajin dan taat pada kedua orang tuanya. Walau kehidupannya yang sederhana, Ia tetap bersemangat sekolah dan ingin mengejar cita-citanya. Ia juga ingin menjadi seorang Atlet Volly dan juga seorang Ilmuan.

            Tahun ini adalah tahun ajaran baru. Pada hari pertama masuk sekolah belum ada pelajaran karena ada test selama tiga hari yang dilaksanakan untuk pembagian kelas. Hari ini adalah hari terakhir test untuk pembagian kelas tersebut.

“Ayah, Ibu, Dara berangkat dulu ya ?”

“Tidak sama Ayah toh berangkatnya, Nak ?” tanya Ibu.

“Ini ada Fifi, Bu. Dara naik sepeda saja ya, Bu ? Bersama Fifi dan singkong rentengan ini Dara bawa ya ?”

“Ya sudah kalau begitu, nanti jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan soal tes” Ujar Ibu.

“Iya, Bu. Assalamualaikum”

“Mari Tante, Assalamualaikum”

“Walaikumsalam, hati-hati di jalan ya !”

*****

Ketika sampai di sekolah. Mereka memparkirkan sepeda di halaman belakang, dan Mereka bertemu dengan Reno, yang juga sahabat mereka.

“Hmm Aku bisa merasakan jantungku yang berdetak kencang, dag dig dug...” Guman Dara dalam hati.

“Hei, jangan melamun saja,,,.. Hmm tanganmu dingin sekali, Dara ?” Ujar Si Fifi

“Heehehehe,, :D Gak papa Ca, hanya sekidit gugup.” Ujar Dara

“Ingat perlahan tapi pasti, enjoy tapi tetep fokus, dan tenang dengan berdo dalam hati, Sobat ! Okkeh =) ” Ujar Reno

“Okkeh dach,,.. Siipppp,,.. =] ” Ujar Si Dara yang jauh lebih tenang

Tet.. Tetttt.. Tet....

Bel masuk sudah berbunyi. Siswa-siswi, Para Bapak dan Ibu pengawas telah memasuki ruang masing-masing. Suasana saat itu begitu sunyi dan menegangkan terlebih lagi yang menjaga adalah Pak Joko dan Bu Juleha.

“Hmm hush diamlah ! Kerjakan soalmu sendiri, awas kalau sampai berani mulet-mulet nyontek =P ” Ujar Dara jengkel kepada Si Bobo

“Dar, udah jangan rame. Awas ketahuan Bu Jule yang serem itu, 0_o !” Ujar Si Fifi

“Ehem, ehem...... Udah Ca ngerjain soalnya ?” tegur Bu Juleha

“Hmm dikit lagi, Bu ! hehe,..” Pekik kaget Si Fifi

“Hehe hahah huhuh....” tawa kecil teman-teman yang berada di kelas

Setelah selesai mengerjakan soal, semua siswa SMP DERMAWAN BANGSA dipulangkan dan diliburkan selama tiga hari, masuk kembali di hari Senin.

*****

Pada hari Senin, setelah upacara selesai, semua siswa berlari berbondong-bondong untuk melihat hasil tes yang sudah keluar.

“Hore,,.. Aku masuk kelas VIII A” sorak beberapa anak

“Dara, Reno, cepat kesini ! Coba lihat, Kita bertiga masuk kelas VIII A. Horeeeee....” Ujar Si Fifi sambil memeluk Dara

“Iya, Alhamdullilah. Ayo, Kita lihat Nilainya !” Ujar Dara

“Eh ini Aku bawa kertas untuk menulis nilai-nilai kita :)” Ujar Reno menyodorkan kertas

            Setelah pengumuman itu, Para Siswa-siswi memasuki kelas masing-masing dan mencatat jenis buku apa saja yang harus dibeli. Sebagian buku dipinjami oleh perpustakaan sekolah. Buku-buku itu merupakan bantuan BOS dari pemerintah. Karena SMP DERMAWAN BANGSA menuju persiapan RSBI, maka buku-buku yang digunakan ada beberapa yang menggunakan dua bahasa, yaitu : Matematika, IPA (Fisika, Biologi, Kimia) dan ICT (komputer).

“Sepertinya meskipun ada banyak buku yang dipinjami perpus ini, harga buku-buku dua bahasa itu mahal juga ya ?” Ujar Reno heran

“Hmm iya, Robb. Aku juga berfikir seperti itu 0_o” Ujar Dara

“Mungkin sebagian Kita fotocopy aja, Gimana ?” Ujar Si Fifi memberikan saran

“Oh iya juga ya, hheheheh...”

“Boleh, boleh,boleh :D” Sahut Reno

*****

            Sesampainya di rumah Dara menceritakan semua kepada kedua orang tuanya.

“Ini, Nak. Alhamdulliah hari ini bapak dapat rejeki. Kamu gunakan baik-baik ya uangnya !” Ujar Ibu sambil menyodorkan uang seratus ribu dan lima puluh ribu.

“Kalau kurang nanti kamu fotocopy saja ya, Dar !” Ujar Bapak

“Iya makasih, Bu Pak. Dara akan gunakan sebaik-baiknya. Dara ganti baju dulu ya, Bu ! Lalu Dara bantu Ibu berjualan Keripik Singkongnya.” Ujar Dara sambil meninggalkan Ibunya.

Sesampainya di kamar, Dara memandang celengan gentongnya yang selalu ia timang-timang itu.

“Hmm uang Rp.150.000 tidak cukup untuk beli dan mem-fotocopy sebagian bukunya. Kurang seratus ribu lagi tentunya !” Guman Dara dalam hati

Dara terus menatap celengan itu bahkan sempat berfikir untuk memecahkannya. Namun Ia tidak rela, tabungannya selama ini dipecah begitu saja. Lalu Ia memikirkan ide lain yang mungkin lebih baik dari pada harus memecah celengannya.

“Hmm dari pada celengan ini Aku pecahkan, Aku congkel saja uang seratus ribu untuk tambahan membeli buku, nanti uang tambahan  hasil jualan singkong di sekolah Aku tabungkan dech. Alhamdullillah keripik singkong yang di jual di kantin laris manis ^_^” Ujar Dara dalam hati

Setelah ganti baju, Dara bersiap-siap membantu Ibunya membuat dan berjualan keripik singkong di pasar malam nanti malam. Selain itu, Ia juga akan membeli buku untuk awal pelajaran esok.

Sesampai di rumah Dara langsung menuju kamarnya dan tidur pulas. Tanpa Ia sadari Ibu mengikutinya ke kamar dan tiba-tiba Ibu melihat celengan gentong dara yang lubangnya sedikit melebar seperti bekas dicongkel dan disolasi kembali.

*****

            Ketika pagi hari, Ibu menegur Dara karena telah mencongkel tabungannya.

“Nak, apa benar kamu mencongkel celengan kamu ? Untuk apa, Nak ?”

“Maafkan Dara, Bu. Tapi uang yang ibu berikan kemarin tidak cukup. Jadi, Dara lakukan itu. Dara tidak ingin menyusahkan ibu dan meminta uang lagi. Maafkan Dara, Bu ! Dara janji tidak akan mengulanginya lagi” Ujar Dara dengan menyesal dan menangis.

“Ibu Bapak bangga banget punya anak seperti kamu. Sudah jangan menangis lagi, sini peluk Ibu dan Ayah !”

Tiba-tiba Fifi dan Reno datang menyusul Dara ke rumahnya.

“Assalamualaikum, Dara Dara ! Ayo, berangkat sekolah bersama-sama yuk ?”

“Ayah, Ibu, Dara berangkat dulu ya. Assalamualaikum, Dara sayang Ayah dan Ibu :*”